Menurut penanggalan Imlek, tanggal 5 bulan 5 kalender
lunar adalah hari Duan Wu, mungkin kalau di Indonesia lebih dikenal sebagai
hari Peh Cun yang terkenal akan Bacang-nya. Menurut tradisi orang Tionghoa, Peh
Cun termasuk salah satu dari tiga hari besar orang Tionghoa selain hari raya
Imlek dan hari raya Tiong Jiu (kue bulan).
Ada empat hal yang sering dilakukan masyarakat
Tiongkok bila merayakan hari ini, yaitu membuat dan makan Bacang, mendirikan
telur, dan mengadakan lomba perahu naga (Dragon Boat Festival) juga Mandi
tengah hari.
Nah selanjutnya saya ingin berbagi cerita tentang acara
Peh Cun yang diadakan pada tanggal 2
juni 2017 di Kali Pasir bantaran Cisadane. Saya datang bersama dengan
teman-teman kelompok yaitu, Diana, Maria, Hanni, Yesika, Ivana, Ribka dan saya (Irna)
Hal pertama yang saya lihat, keadaan di sana sangat
ramai padat dengan orang-orang yang ikut merayakan Pehcun. Tapi sayangnya kami
datang terlambat sehingga tidak dapat melihat acara dari awal.
Pada saat sampai di sana, kami melihat proses
sembahyang perahu. Sembahyang perahu ini dilakukan dengan cara perahu yang
sudah dihias khusus untuk acara Pehcun ditarik oleh perahu depannya kemudian
mengelilingi kali Cisadane.
Setelah proses itu, proses pendirian telur secara
bersama-sama. Bagi warga yang ingin mendirikan telur tepat pada tengah hari
dipersilahkan mengambil telur yang telah disediakan oleh panitia. Banyak warga
yang anusias mendirikan telur mulai dari polisi, warga Tionghoa hingga warga
non-Tionghoa
Kemudian panitia mengadakan lomba seperti tahun-tahun
lalu, lombanya adalah menangkap bebek yang dilepas di kali lalu peserta harus
menangkap kembali bebek tersebut. Eitsss ada hadiahnya loh bagi yang menang dan
mendapatkan bebek berpita.
Setelah acara menangkap bebek tak terduga langit menggelap
dan mulai turun rintik-rintik air kecil sehingga kami memutuskan untuk pulang
dan tidak bisa menyaksikan kelanjutan acaranya.
Thank you
.
.
.
Irna Yohana