Selasa, 18 April 2017

[ Review Film ] Di Balik 98

halloooooooo hari ini kita mau ngereview film Di Balik 98. kita juga udah sempet presentasiin di kelas Pranata Tionghoa, so sekarang kita akan share di blog ini. yukkkkk..........


Film ini dilatar belakangi dengan krisis Ekonomi yang sangat buruk pada saat masa pemerintahan orde baru yaitu, Soeharto. Seperti kenaikan harga kebutuhan sehari-hari, langkahnya bahan bakar minyak (BBM), dan lain-lain. Karena hal itu generasi muda bangsa Indonesia; mahasiswa dan mahasiswi Universitas Trisakti berpikir bahwa, sudah sangat tidak beres Soeharto dalam menjalankan tugasnya. Sehingga, mahasiswa dan mahasiswi Universitas Trisakti melakukan unjuk rasa terhadap pemerintah dengan tujuan untuk melengserkan Soeharto.
          Namun, sebelum lengsernya Soeharto banyak kejadian yang sangat disayangkan, yang memicu perpecahan Bhineka Tunggal Ika. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Trisakti melakukan unjuk rasa/demo di halaman kampus karena pihak kampus dan juga pemerintah yang tidak mengijinkan mereka untuk turun ke jalan. Sementara itu, Presiden Soeharto sedang melakukan kunjungan Luar Negeri untuk melakukan konferensi tingkat tinggi negara-negara berkembang Khairo, Arab Saudi. Dalam unjuk rasa tersebut terdapat pasangan kekasih yang berbeda etnis dan agama. Mereka adalah Daniel (keturunan Tionghoa) dan Diana (keturunan Pribumi). Mereka ikut andil dalam ujuk rasa tersebut karena alasan awal ujuk rasa tersebut dilaksanakan; untuk memperjuangkan kebeneran pada bangsa Indonesia.
Pada tanggal 12 Mei 1998, unjuk rasa berlanjut ke jalan dengan tuntutan yang sama, melengserkan Presiden Soeharto. Hingga keesokan harinya, 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan yang merugikan banyak pihak terutama penduduk Tionghoa yang tinggal di Jakarta. Banyak toko-toko atau rumah penduduk dari etnis Tionghoa dijarah. Dan pada saat kerusuhan itu terjadi tidak ada satupun aparat kepolisian atau sejenisnya yang mengawasi atau menjaga, dibiarkan begitu saja sampai akhirnya memakan beberapa korban.
18 Mei 1998, 70 perwakilan BEM seluruh Jakarta datang ke gedung DPR MPR menyampaikan aspirasi mereka dan sudah tidak percaya lagi terhadap pemerintah namun, tidak ada tanggapan sehingga semua mahasiswa dan mahasiswi menginap di gedung DPR MPR. Sampai saat itupun masih terjadi penjarahan terhadap masyarakat Tionghoa meskipun kerusuhan pada saat itu sudah kondusif. Akibat aksi mahasiswa dan kerusuhan yang terjadi pak Soeharto yang baru pulang dari Khairo, Arab Saudi dan menerima laporan tersebut berniat untuk turun dari jabtannya.
19 Mei 1998, pak Soeharto resmi mengungumkan pengunduran diri dari kepresidenannya di Istana Negara serta menjamin tidak akan terjadi kerusuhan lagi. Cendana, 21 Mei 1998 Soeharto resmi mengundurkan diri sebagai Presiden RI. Kemudian mahasiswa/i dan rakyat Indonesia serta tokoh-tokoh pemerintahan berkumpul di Monas untuk menyemarakan reformasi bagi bangsa Indonesia. Soeharto memberikan jabatannya kepada wakilnya yaitu B.J Habibie.
Sekian review film “Di Balik 98” dari kelompok kami (CIBEN) semoga pembaca dapat terpuaskan. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan dan kekurangan dalam mereview film ini. Terima kasih.



Kelompok CIBEN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar