halloooooooo hari ini kita mau ngereview film Di Balik 98. kita juga udah sempet presentasiin di kelas Pranata Tionghoa, so sekarang kita akan share di blog ini. yukkkkk..........
Film
ini dilatar belakangi dengan krisis Ekonomi yang sangat buruk pada saat masa
pemerintahan orde baru yaitu, Soeharto. Seperti kenaikan harga kebutuhan
sehari-hari, langkahnya bahan bakar minyak (BBM), dan lain-lain. Karena hal itu
generasi muda bangsa Indonesia; mahasiswa dan mahasiswi Universitas Trisakti
berpikir bahwa, sudah sangat tidak beres Soeharto dalam menjalankan tugasnya.
Sehingga, mahasiswa dan mahasiswi Universitas Trisakti melakukan unjuk rasa
terhadap pemerintah dengan tujuan untuk melengserkan Soeharto.
Namun, sebelum lengsernya Soeharto
banyak kejadian yang sangat disayangkan, yang memicu perpecahan Bhineka Tunggal
Ika. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Trisakti melakukan unjuk rasa/demo di halaman kampus karena pihak kampus dan juga pemerintah yang tidak mengijinkan mereka untuk
turun ke jalan. Sementara itu, Presiden Soeharto sedang melakukan kunjungan
Luar Negeri untuk melakukan konferensi tingkat tinggi negara-negara berkembang Khairo,
Arab Saudi. Dalam unjuk rasa tersebut terdapat pasangan kekasih yang berbeda
etnis dan agama. Mereka adalah Daniel (keturunan Tionghoa) dan Diana (keturunan
Pribumi). Mereka ikut andil dalam ujuk rasa tersebut karena alasan awal ujuk
rasa tersebut dilaksanakan; untuk memperjuangkan kebeneran pada bangsa
Indonesia.
Pada
tanggal 12 Mei 1998, unjuk rasa berlanjut ke jalan dengan tuntutan yang sama,
melengserkan Presiden Soeharto. Hingga keesokan harinya, 13 Mei 1998 terjadi
kerusuhan yang merugikan banyak pihak terutama penduduk Tionghoa yang tinggal
di Jakarta. Banyak toko-toko atau
rumah penduduk dari etnis Tionghoa dijarah. Dan pada saat kerusuhan
itu terjadi tidak ada satupun aparat kepolisian atau sejenisnya yang mengawasi
atau menjaga, dibiarkan begitu saja sampai akhirnya memakan beberapa korban.
18
Mei 1998, 70 perwakilan BEM seluruh Jakarta datang ke gedung DPR MPR
menyampaikan aspirasi mereka dan sudah tidak percaya lagi terhadap pemerintah
namun, tidak ada tanggapan sehingga semua mahasiswa dan mahasiswi menginap di
gedung DPR MPR. Sampai saat itupun masih terjadi penjarahan terhadap masyarakat
Tionghoa meskipun kerusuhan pada saat itu sudah kondusif. Akibat aksi mahasiswa
dan kerusuhan yang terjadi pak Soeharto yang baru pulang dari Khairo, Arab
Saudi dan menerima laporan tersebut berniat untuk turun dari jabtannya.
19
Mei 1998, pak Soeharto resmi mengungumkan pengunduran diri dari kepresidenannya
di Istana Negara serta menjamin tidak akan terjadi kerusuhan lagi. Cendana, 21
Mei 1998 Soeharto resmi mengundurkan diri sebagai Presiden RI. Kemudian
mahasiswa/i dan rakyat Indonesia serta tokoh-tokoh pemerintahan berkumpul di
Monas untuk menyemarakan reformasi bagi bangsa Indonesia. Soeharto memberikan
jabatannya kepada wakilnya yaitu B.J Habibie.
Sekian review film “Di Balik 98”
dari kelompok kami (CIBEN) semoga pembaca dapat terpuaskan. Mohon maaf apabila
ada kesalahan penulisan dan kekurangan dalam mereview film ini. Terima kasih.
Kelompok CIBEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar